Dok Penerbit Buku Kompas
Diskusi Buku "Chairul Tanjung Si Anak Singkong"
JAKARTA, KOMPAS.com -
Buku “Chairul Tanjung Si Anak Singkong” diluncurkan bertepatan usia
Chairul Tanjung (CT) setengah abad. CT, demikian nama panggilannya,
adalah pengusaha Indonesia yang sukses dalam wirausahanya dan memperluas
usahanya.
Buku setebal 360 halaman yang diterbitkan Penerbit Buku
Kompas (PBK) ini disusun oleh wartawan Kompas Tjahja Gunawan Adiredja.
Buku ini diberi kata pengantar oleh Jakob Oetama, Pendiri dan Pemimpin
Umum Harian Kompas.
Dalam pengantar buku
itu, Jakob Oetama menulis bahwa ia kagum dan mengapresiasi anak muda
yang sukses, yang kesuksesannya dirintis, dikembangkan, dan diperoleh
berkat kerja keras, bekerja tuntas, punya komitmen, dan sedikit banyak
digerakkan ambisi. Menurut Jakob, CT telah membuktikan bahwa
entrepreneurship itu bisa dilahirkan, bukan diturunkan.
Biografi
Chairul Tanjung diawali dengan kisah bagaimana di tengah keterbatasan
kondisi ekonomi keluarga, CT mampu melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi. Kedua orangtua sangat tegas dalam mendidik anak-anaknya,
termasuk CT. Orangtuanya mempunyai prinsip, “Agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan, pendidikan merupakan langkah yang harus ditempuh dengan
segala daya dan upaya.” Apa pun akan mereka upayakan agar anak-anak
mereka dapat melanjutkan pendidikan tinggi sebagai bekal utama kehidupan
masa depan.
Sang ibunda, Halimah, mengatakan bahwa uang kuliah CT
pertama yang diberikan kepadanya, diperoleh ibunda dari menggadaikan
kain halus miliknya.
Bab-bab berikutnya masih menceritakan
kehidupan masa muda CT, saat-saat menjadi mahasiswa sampai kisah awalnya
menjadi wirausaha. Tahun 1987, CT menjadi kontraktor pembangunan pabrik
sumpit di Citeureup, Bogor, seluas 800 meter persegi. Tapi yang jadi
malah pabrik sandal.
Buku ini juga mengisahkan kehidupan rumah
tangga dan keluarga CT, ketia CT bertemu dengan perempuan Jawa, Anita
Ratnasari, yang tegas dan tegar.
Dalam buku ini, CT mengungkapkan
bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.” CT percaya bahwa surga ada di
telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh
hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia. Itu yang saya
alami sendiri,” demikian CT berpendapat.
CT juga menyampaikan pandangan-pandangannya tentang persoalan ekonomi dan menceritakan aktivitasnya sebagai pengusaha.
CT
mengembangkan Para Group, kemudian mengganti nama perusahaannya menjadi
CT Corp. Secara umum CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding
yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources.
Mega Corp
adalah perusahaan induk untuk jasa keuangan yang melayani masyarakat di
sektor perbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal.
Trans
Corp adalah perusahaan induk yang bergerak di bisnis media, gaya hidup,
dan hiburan. Dalam perusahaan ini, terdapat dua stasiun TV, yaitu Trans
TV dan Trans 7, portal berita Detik, dan perusahaan ritel Careefour.
Selain itu juga ada perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan
minuman, hotel, biro perjalanan, dan sejumlah department store yang
menyediakan kebutuhan fashion merek terkenal dan high-end.
Sedangkan CT Global Resources adalah perusahaan induk yang fokus pada bisnis perkebunan.
Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang CT berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.
Buku ini menarik dibaca dan bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana seorang CT berhasil menjadi pengusaha sukses dengan hasil kerja kerasnya dan hasil keringatnya sendiri, dan bukan warisan keluarga konglomerat.
Editor :
Robert Adhi Ksp
0 comments:
Post a Comment