Liverpool yang Sebenarnya Keropos

Friday, October 19, 2012
Liverpool mengalahkan Arsenal dalam memperebutkan gelandang Nuri Sahin yang dilepas Real Madrid dengan status pinjaman. Tapi pada pertandingan Liga Inggris, The Gunners mampu mengalahkan The Reds 2-0 di stadion Anfield, Minggu (2/9) WIB malam.

Lengkaplah penderitaan klub di bawah asuhan Brendan Rodgers: hanya meraih satu poin dalam tiga pertandingan awal Liga Inggris. Bahkan tragisnya, harus kalah 0-3 dari West Bromwich Albion dan bermain 2-2 dengan Manchester City.

Sahin pun masih butuh waktu untuk beradaptasi dengan Liverpool dan sepak bola Inggris, setelah pada musim lalu sebagian besar waktunya tersita untuk mengurusi cedera di Real Madrid. 

Padahal pemain asal Turki ini merupakan salah satu bintang muda yang bersinar di Bundesliga sebelum dibeli Los Blancos.

Liverpool juga harus kehilangan Lucas Leiva, pemain gelandang bertahan asal Brasil yang cedera saat bertanding melawan Manchester City. Lapangan tengah terasa pincang tanpa kehadiran pemain berusia 25 tahun itu.

Ini terlihat saat Santi Cazorla begitu leluasa 'menari' di lapangan tengah dan mencetak satu gol. Liverpool kehilangan pemain yang memiliki kemampuan meredam serangan lawan seperti yang dimiliki Lucas.

Rasanya cukup mengejutkan ketika Rodgers tidak berusaha merekrut penggantinya. Kendur di lapangan tengah, sama saja membukakan pintu bagi penyerang lawan untuk merangsek.

Titik lemah lain yang vital di skuat Liverpool adalah penjaga gawang Pepe Reina. Performanya saat ini jauh lebih buruk dibandingkan pada musim-musim sebelumnya. Dia seperti bukan Reina yang dulu. Sebenarnya penampilannya yang menurun sudah bisa terlihat sejak dua tahun lalu, namun belum ada upaya nyata dari manajemen.

Masalah juga datang dari maskot The Reds saat ini, Steven Gerrard. Kapten tim yang berperan sebagai pengatur serangan itu malah memiliki masalah fundamental. Dia tidak cocok dengan gaya permainan yang diterapkan oleh Rodgers, yaitu pola operan pendek yang menyerupai dengan 'tiki-tika' punya Barcelona.

Gerrard adalah tipikal pemain Inggris atau Eropa secara umum. Bergerak cepat dengan bola-bola panjang. Karena itu tak heran, dengan gaya baru permainan dari Rodgers, Gerrard seringkali harus mengirim bola salah sasaran.

Barisan gelandang saat ini menjadi masalah serius sehingga Liverpool harus menelan pil pahit pada tahap awal kompetisi Liga Inggris. Kalau mau melihat kembali pada periode 2009 misalnya, Liverpool punya kombinasi pemain tengah terbaik.

Xabi Alonso dan Javier Mascherano bisa menjaga "pintu" rumah dan membiarkan Gerrard merangsek pertahanan lawan untuk membantu Fernando Torres. Bahkan terkadang Gerrard lebih berperan sebagai second striker ketimbang pemain gelandang.

Kehadiran Lucas Leiva sebenarnya sudah bisa menggantikan peran Mascherano. Sayang, gelandang bertahan ini harus cedera, sementara Rodgers (mungkin) kurang peka betapa vitalnya posisi Lucas.

Seandainya situasi ini berlarut, Gerrard pun akan terus mengalami kesulitan. Susah beradaptasi dengan gaya permainan baru hingga harus terpatri di lapangan tengah tanpa mitra yang kuat.

Liverpool tampaknya memiliki kelemahan yang komplet di semua lini. Dari bawah mistar gawang hingga barisan tengah yang rapuh. Perlu ada keputusan tegas dari manajer untuk memperbaiki situasi ini, termasuk menyiapkan Gerrard agar bisa beradaptasi dengan 'tiki-tika'.

Janji jamuan pesta meriah yang digelar oleh pebasket NBA, LeBron James, menanti di Las Vegas kepada Gerrard dengan satu syarat: Liverpool bawa pulang trofi juara Liga Inggris.

Jika tak ada perbaikan segera, rasanya James harus membatalkan rencana pestanya. Atau, jangan-jangan pebasket dengan gaji $ 17,55 juta per tahun itu sudah tahu, sebenarnya pesta tak akan pernah terjadi.

0 comments:

Post a Comment