Ilmuwan Temukan Partikel Air di Bulan

Saturday, October 20, 2012
foto
Kabar gembira datang dari bulan. Penelitian terbaru dari tim ilmuwan Universitas Tennessee, Amerika Serikat, menunjukkan permukaan satelit Bumi itu ditutupi butiran tanah berkilau yang mengandung sejumlah besar air untuk menopang kehidupan manusia.

Temuan berawal saat satelit Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menabrak salah satu kawah di bulan pada 2009. Tabrakan itu menyebabkan tanah permukaan bulan berhamburan. Tanah itu belakangan diketahui mengandung es dalam kadar tinggi. Partikel air dalam jumlah kecil juga ditemukan dalam bentuk bubuk dan batu di lapisan luar bulan.

Tim ilmuwan lantas menganalisis sampel tanah dari bulan yang dikumpulkan oleh misi Apollo (1963-1972), misi antariksa yang digagas NASA untuk menjelajahi bulan. "Sampel itu berisi air dalam bentuk senyawa yang disebut hidroksil," kata para ilmuwan, Senin, 15 Oktober 2012.

Mereka memastikan air diproduksi pada permukaan bulan serta bukan berasal dari luar bulan yang dibawa oleh komet atau bagian lain dari puing-puing antariksa. Proses pembentukannya dipengaruhi oleh aliran konstan partikel bermuatan--dikenal dengan sebutan badai matahari--yang terlontar dari matahari.

Hasil analisis menunjukkan sampel tanah dari bulan mengandung hidrogen, partikel yang sama seperti yang ditemukan dalam badai matahari. Partikel itu dibawa ke permukaan bulan oleh badai matahari. Hidrogen lantas berikatan dengan oksigen dan membentuk hidroksil, senyawa mirip air yang mengandung satu atom hidrogen dan satu atom oksigen, dan tersimpan dalam tanah bulan.

"Hidroksil tersebar luas dalam sampel tanah dari bulan, meskipun tidak dalam bentuk es atau air cair yang dapat dengan mudah digunakan manusia di masa depan," kata Youxue Zhang, salah seorang peneliti, seperti dikutip Telegraph.

Peneliti lainnya, Yang Liu, mengatakan air serupa mungkin juga dijumpai di planet Merkurius dan asteroid Vesta atau Eros. "Planet dan asteroid itu memiliki lingkungan yang sangat berbeda, tetapi semua berpotensi menghasilkan air," ujarnya.

Badai matahari adalah partikel bermuatan yang selalu terlontar menjauhi matahari. Bumi terlindung dari paparan badai ini karena memiliki medan magnet yang mengalihkannya. Di lain pihak, bulan terus terpapar badai matahari karena tidak memiliki perisai pelindung seperti Bumi.

Temuan dari tim ilmuwan Universitas Tennessee semakin menggeser pandangan tradisional yang menyatakan bulan itu seluruhnya kering. "Temuan ini membuka pintu ke sumber air yang ada di dalam sistem tata surya," kata Marc Chaussidon dari Université de Lorraine di Prancis, mengomentari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Geoscience.

0 comments:

Post a Comment